Monday, May 25, 2015

Pendakian Gunung Ciremai Via Linggarjati



           
Kamis, 30 Oktober 2014, Ini adalah pengalaman pertama penulis dalam mendaki gunung dan bisa dibilang ini acara dadakan karna dengar kabar dari Bang Jac pukul 12:00 Wib dan langsung berangkat pukul 16:00 Wib, padahal jam 13:00 Wib penulis masih punya jadwal UTS Agama Islam sampai dengan pukul 14:30 Wib. Tapi itu tidak jadi alasan untuk penulis membatalkan rencana perjalanan ini. Ternyata UTS agama salah jadwal dan ditunda minggu depan, akhirnya penulis langsung bergegas pergi dari kampus untuk siap-siap membawa perlengkapan yang akan dibawa untuk pendakian. Inilah hasilnya.
   2 jaket casual dan parasut
      Sepasang celana pendek dan kaos
     Satu celana panjang (kain)
     Raincoat
                                                                                                               Kaos kaki 2 pasang
      Sepatu snakers
      Bandana
      Handuk kecil
      Tas daypack 40 L
  1 Kaos lengan panjang
  Logistik

Setelah semua perlengkapan terkumpul, penulis langsung pergi ke tempat Bang Jac untuk berkumpul bersama Bang Oim dan Daeng yang terlebih dahulu sampai. Sebelum berangkat kami melakukan packing lagi agar tidak ada barang yang tertinggal. Lalu setelah semua selesai dan tas carrier pun sudah rapi, kami pamit kepada teman-teman dari Bang Jac yang ada di kosan agar perjalanan ini diberi kelancaran dan tidak ada halangan sampai kembali ke kosan. Tak lupa kami foto bareng dengan anak-anak kosan.

Perjalanan kami mulai pada pukul 20:00 Wib dengan mengendarai dua sepeda motor menuju simpang Ps. Rebo, sesampainya disana kami menitipkan motor di tempat penitipan motor 24 jam tidak jauh dari simpang Ps. Rebo dengan biaya Rp.5000/hari. Setelah berhasil menitipkan motor, kami berjalan untuk mencari bus dengan  jurusan Jakarta-kuningan. Tiba-tiba calo bis (Istana Indonesia) turun dan menawarkan harga perjalanan kepada kami, akhirnya kami setuju dengan harga Rp.50,000/orang harga yang cukup murah untuk mengantarkan kami sampai ke Kuningan.
  
Selama perjalanan kami dibuat cemas dengan tingkah bapak supir yang sangat ugal-ugalan dalam mengendarai mobil, meskipun begitu kami tetap menikmati dan bergembira di dalam bus, ada salah satu dari kami yang usil karna mengambil gambar teman pada saat tertidur pulas. Tapi kami sempat kecewa dengan bus yang kami tumpangi, karena terlalu banyak berhenti (ngetem) untuk mencari penumpang lain. Akhirnya yang biasanya perjalanan memakan waktu hanya 5 jam, ini sampai 6 jam baru kami sampai ke pertigaan Linggarjati,Kuningan. Kami tiba tepat pada pukul 02:30 Wib dengan disambut hawa dingin dari Gunung Ciremai, tiba-tiba ada bapak-bapak yang sudah lansia menghampiri kami dan menawarkan jasa ojek dengan harga Rp. 15,000/orang, setelah kami fikir harga itu terlalu tinggi dan kamipun memutuskan untuk menunggu angkot meskipun menurut informasi warga angkot baru keluar pada pukul 04:00 pagi. Pada saat sedang menunggu, belum lama setelah istirahat di depan Indomart tiba-tiba sebuah mobil angkot berwarna biru muda lewat di depan kami, Bang Oim langsung menghampiri dan terjadilah tawar-menawar yang cukup damai dengan Bahasa Sunda(halus), akhirnya kami naik dengan biaya Rp.25,000 (4 Orang) harga yang sangat murah daripada harus naik ojek.

Ternyata sesampainya kami di basecamp Linggarjati, sudah ada dua rombongan yang terlebih dahulu tiba, kami termasuk rombongan ketiga yang sampai di basecamp linggarjati.  Kami di sambut hangat oleh teman-teman pendaki yang lain, basecamp ini seperti sebuah rumah biasa yang mempunyai 3 ruangan untuk beristirahat dan di belakang ada kamar mandi. Di basecamp perut kami terasa sangat lapar dan butuh sesuatu untuk dimakan, penulis ingat sebelum sampai di basecamp penulis sempat melihat ada ibu-ibu yang berjualan serabi. Akhirnya penulis dan Bang Oim turun lagi kebawah untuk membeli serabi dan Bang Jac dan Daeng menunggu di basecamp. Serabi disini cukup murah, dengan harga Rp.1000 saja kita bisa menikmatinya, yang spesial disini adalah kami makan serabi bersamaan dengan tempe goreng kering. Bukan dengan berbagai macam sauce atau vla berbagai rasa seperti yang ada di jakarta. 

Setelah selesai makan serabi dan membayar tiket masuk pendakian, tepat pada pukul 05:00 kami memulai perjalanan dari basecamp Linggarjati (660 mdpl) menuju pos satu (Cibunar 800 mdpl). Tidak lupa kami berdoa agar diberikan keselamatan oleh allah SWT. Track yang kami lewati yaitu aspal yang cukup halus, pertama aspal cukup landai tetapi setelah jalan sekitar 500m jalan mulai menanjak dengan pemandangan sawah dan terasering yang indah. Membuat kami semakin bersemangat untuk melakukan pendakian. Tak lupa kami mengabadikan moment-moment indah pada saat perjalanan, sebelum sampai di pos satu kami harus melalui jalan aspal dengan tanjakan yang cukup membuat jantung berdetak cukup cepat. Seringkali kami berhenti istirahat di tengah perjalanan untuk sekedar mengatur nafas yang sulit dikendalikan.
  
Akhirnya sampailah kami di Pos Satu (Cibunar 800 mdpl) Pos ini adalah satu-satunya pos dimana terdapat sumber mata air yang siap untuk diminum bagi para pendaki yang ingin pergi ke puncak. Hampir semua pendaki menyempatkan waktunya untuk mengisi persediaan air di pos ini. Air disini gratis jadi pendaki bebas untuk mengambilnya.

Setelah selesai mengambil air dan packing tas cerrier, kami melanjutkan perjalanan pada pukul 07:00 menuju pos kedua (Kondangamis 1.180 mdpl). Dari pos satu untuk menuju ke puncak di butuhkan jarak sekitar 9,5 km perjalanan, dengan waktu tempuh normal sekitar 10 jam tanpa berhenti. Track menuju pos kedua masih tergolong landai dengan banyak pepohonan seperti,pisang,papaya, pinus dll yang cukup lebat, kami sangat menikmati perjalanan dengan di temani udara pagi di kaki gunung yang asri yang tidak terkontaminasi dengan asap polusi. Sesekali kami berhenti untuk beristirahat dan sepanjang perjalanan kami juga sering bertemu dengan para pendaki lain yang sedang istirahat ataupun sedang melakukan perjalanan. Setelah satu jam perjalanan, track menuju pos kedua mulai di dominasi dengan semak-semak yang cukup basah akibat embun yang turun di pagi hari. Sesaat sebelum sampai di pos kedua track mulai banyak rintangan dengan tanjakan tanah mendominasi , akhirnya pada pukul 09:15 Wib kami sampai di pos kedua. 

Setibanya disana kami memutuskan untuk membuat sarapan pagi dengan menu mie rebus dengan nasi liwet, cukup biasa tapi sangat nikmat jika di nikmati di gunung dengan suasana kebersamaan. Tanpa menunggu waktu lama-lama kami membagi tugas agar makanan cepat tersaji, penulis menyiapkan air,kopi,teh Bang Daeng menyiapkan gas,kompor dan peralatan masak Bang Oim menyiapkan Beras yang akan di masak dan Bang Jac menyiapkan Mie Rebus. Kami berempat sangat menikmati moment tersebut. Tak lupa kami untuk mengucap syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Setelah kebutuhan perut terpenuhi dan energi kembali bugar, kami melanjutkan perjalanan ke pos ketiga yaitu (Kuburankuda 1.420 mdpl). Awal perjalanan kami disambut dengan jalan tanah yang datar cenderung kami dimanja oleh track ini. Setelah 15 menit berjalan track mulai tidak bersahabat, tanjakan yang di dominasi akar yang sangat licin dan jalan yang terus menanjak membuat fisik kami mudah lelah dan beberapa kali  harus berhenti untuk beristirahat, sesaat sebelum sampai di pos ketiga penulis sempat terpeleset akibat pijakan akar yang cukup licin, tetapi untungnya penulis dapat melanjutkan perjalanan kembali. Pada saat perjalanan kami cenderung jalan santai karna dengan jalan santai pengaturan nafas bisa terkontrol dan tidak gampang capek. Setelah melakukan perjalanan sekitar 1 jam tibalah kami di pos ketiga. Dengan disuguhi dua batang pohon besar untuk tempat istirahat para pendaki. Dipos ini kami tidak terlalu lama beristirahat, hanya sekitar 5 menit, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju pos selanjutnya. 

Setelah istirahat dirasa sudah cukup, kami tidak ingin menghabiskan waktu lama-lama karena perjalanan masih panjang dan masih banyak jalur yang lebih menantang yang harus di lewati. Setelah sampai di pos ketiga, tujuan selanjutnya adalah pos empat (Pangalap 1.635 mdpl). Kata Bang Oim yang sudah ke empat kalinya naik ke Gunung Ciremai, track ini lumayan untuk para pendaki, maka dari itu sebelum melanjutkan perjalanan bang Oim meracik minuman berenergi penambah stamina untuk kami. Perjalanan kami mulai dengan langkah pasti dengan memotivasi diri agar bisa sampai puncak, tak lupa sendau-gurau kami lakukan agar tidak jenuh dan terlalu serius. Ternyata benar yang dikatakan bang Oim, track menuju ke pangalap ini bener-bener menantang istilahnya “dengkul ketemu dagu” kalo kata para pendaki. Walaupun jarak perjalanan tidak terlalu jauh tapi itu terasa sangat melelahkan karena track yang menanjak terus, akhirnya kami sempat terhenti beberapa kali dan tidak lupa minum minuman berenergi untuk menambah stamina. Kami berhenti sejenak  untuk mendengarkan kumandang azan karena waktu menunjukan pukul 12:00 Wib , Bang Jac dan Oim tertidur diatas gelaran matras, wajar saja karena pada saat di bis mereka tidak banyak tidur sedangkan Penulis dan Bang Daeng tertidur pulas sepanjang perjalanan. 

Lalu perjalanan kami lanjutkan pada pukul 13:00 Wib menuju pos ke empat. Selama perjalanan kami sangat terkesima dengan suara-suara burung yang berkicau seakan mengiringi perjalanan kami dan memberikan semangat lebih. Akhirnya setelah melakukan perjalanan sekitar 1 jam, kami tiba di pos ke empat. Rasa hati pun sangat lega akhirnya kami bisa beristirahat setelah melakukan perjalanan yang melelahkan dan terkadang membuat otot betis dan paha menjadi keram, wajar saja karena ini pendakian perdana penulis. Di pos ini terdapat satu batang pohon yang berguna untuk tempat duduk dan di pos ini lumayan luas jika ingin bermalam (Ngecamp). Kami pun bergegas mengeluarkan logistik minuman untuk menambah stamina, akhirnya tercipta racikan ala Bang Oim yaitu Susu+madu+jas-jus Strawberi yang sangat nikmat. 

Pos yang selanjutnya adalah pos kelima yaitu Tanjakan Sareuni (1.800 mdpl). Melihat waktu yang sudah cukup sore dan fisik yang sudah lemah, pos ini adalah target kami akan bermalam. Setelah istirahat cukup dari pos pangalab kami melanjutkan perjalanan pukul 14:30 Wib menuju pos kelima. Di sepanjang perjalanan tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya track menanjak mendominasi selama perjalanan. Penulis dan Bang Daeng sangat merasakan beratnya track via Linggarjati ini, terlebih lagi kami berdua baru pertama kalinya mendaki, jadi wajar saja jika dalam perjalanan kami banyak berhenti.  Pengaturan nafas yang tidak teratur dan keram otot adalah salah satu kendala bagi kami, tapi bisa buat pelajaran agar lebih siap jika ingin mendaki lagi. 

Akhirnya sekitar pukul 16:00 Wib kami tiba di pos kelima, karena perut kembali lapar akhirnya kami memutuskan untuk membuat makanan lagi di pos ini dan kami mendirikan tenda karena langit mendung dan terlihat hujan akan segera turun. Lalu kami kembali membagi tugas, Bang Jac dan Oim sibuk dengan makanan sedangkan Penulis dan Bang Daeng sibuk mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri kami berdua memasukan dan merapikan peralatan kedalam tenda, setelah semua beres kami berempat menyantap makan siang sekaligus makan malam di Pos Tanjakan Sareuni. 

Selesai bersantap kami bersantai santai dengan menikmati embun yang turun di sore hari. Karena cuaca mulai dingin Penulis dan Bang Oim mencari kayu untuk membuat api unggun di depan tenda kami, dengan tujuan menghangatkan tubuh, kayu berhasil kami bakar tetapi malang nasib kami karena hujan turun pada pukul 17:30 Wib sampai 23:00 Wib. Akhirnya kami semua masuk kedalam tenda dan istirahat. Lalu melanjutkan perjalanan keesokan harinya Jumat, 31 Oktober 2014 pada pukul 01:00 Wib dengan tujuan melihat sunrise dari atas puncak Ciremai.

Waktu menunjukan pukul 18:00 Wib hujan turun mulai deras, ini adalah waktu yang tepat untuk kami istirahat malam, dengan berbekal sleeping bag untuk penghangat tidur, tak lupa juga penulis menghidupkan alarm pada pukul 23:30 Wib agar tidak telat bangun dan siap-siap untuk membuat masakan dan packing tas carrier. Akhirnya alarm pun berdering tanda waktu kami harus bangun untuk melanjutkan perjalanan, sebelumnya kami membuat makanan dan minuman penghangat tubuh karena suhu diluar cukup dingin, setelah semua terpenuhi dan tenda sudah berhasih di lipat, sebelum berangkat kami tidak lupa memanjatkan doa agar senantiasa diberikan perlindungan dan kemudahan dalam perjalanan menuju puncak. 

Pos selanjutnya yaitu pos keenam (Bapatere 2.110 mdpl). Kami berangkat tepat pada pukul 01:00 Wib, dengan formasi Bang Oim petunjuk jalan, Bang Jac kedua, Penulis dan Bang Daeng yang dibelakang. Kami hanya membawa satu tas daypack 40 L yang dalamnya berisi air,logistik dan raincoat. Track yang licin dan juga penerangan yang kurang membuat kami harus berhati-hati dalam melangkah, salah sedikit akibatnya fatal. Kerjasama team sangat dibutuhkan untuk pendakian pada malam hari, kordinasi satu sama lain harus kompak agar tidak terjadi sesuatu yang buruk yang tidak di inginkan terjadi. Perjalanan menuju Pos Bapatere sangat melelahkan, di pos ini kami menemukan jalan tanah yang sempit dan licin, tak jarang kami terpeleset disini dan tidak hanya itu saja terdapat pula tanjakan yang sangat terjal dengan bantuan tali penghubung kami bisa melalui track ini dan di butuhkan konsentrasi ekstra agar tidak terjatuh. Perjalanan kami terhenti setelah melihat pos ke enam sudah di depan mata waktu menunjukan pukul 01:45 Wib. Kami istirahat sejenak dan minum minuman penghangat tubuh.
  
Lalu perjalanan kami lanjutkan dengan langkah pasti dan motivasi prima untuk melihat sunrise di puncak, memberikan suntikan semangat agar terus melangkah tanpa kenal lelah. Pos selanjutnya adalah pos ketujuh yaitu (Batulingga 2.330 mdpl). Ini adalah pos dimana banyak para pendaki yang bermalam karena di sini dinilai sudah cukup dekat dengan puncak.  Jalan yang kami lalui cukup menantang para pendaki tidak di beri ruang untuk bersantai-santai artinya jalan ini terus menanjak atau istilahnya “dengkul ketemu Dahi” hanya sesekali saja ada tanah landai untuk tempat istirahat para pendaki, akhirnya sekitar pukul 03:00 Wib kami sampai di pos Batulingga. Sejenak untuk meluruskan kaki dan meracik kembali minuman berenergi untuk bekal menuju puncak. di pos ini kami bertemu dengan para pendaki lain yang sedang istirahat malam, ada sekitar 4 tenda yang bermalam di pos ini. Cuaca yang sangat dingin dan mulai membuat kulit tangan mati rasa memaksa kami untuk tidak terlalu lama dalam beristirahat, karena tubuh akan cepat dingin.

Akhirnya perjalanan kami lanjutkan menuju pos kedelapan yaitu (Sanggabuana 2.470 mdpl). Pada pos Sanggabuana terdapat dua nama yaitu Sanggabuana I dan Sanggabuana II. Karena track menuju Sanggabuana lumayan panjang, mungkin itu kenapa di bagi menjadi dua nama, agar para pendaki bisa beristirahat. Seperti pos-pos yang lain, perjalanan menuju Sanggabuana I cukup menanjak dan hanya sebentar dari Batulingga, memakan waktu sekitar 45 menit. Lalu perjalanan kami lanjutkan menuju Sanggabuana II, disini kami sudah menemukan track bebatuan dan akar yang cukup licin, salah pijak akan berakibat buruk pada keselamatan. Pepohonan menuju Sanggabuana II sudah tidak setinggi dan selebat pos-pos sebelumnya, artinya puncak sudah mulai dekat. Setelah sekian lama melakukan perjalanan kami sampai di pos Sanggabuana II tepat pada pukul 05:00 Wib. Dari sini masih dibutuhkan waktu sekitar 1 jam lagi untuk mencapai puncak dengan catatan tanpa berhenti. 

Lalu pos selanjutnya adalah pos ke sembilan yaitu (Pengasinan 2.810 mdpl). Pos ini sering kali dianggap sudah puncak karena jaraknya yang sangat dekat dengan puncak, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai puncak dari pos pengasinan ini. kalau dari pos Sanggabuana II menuju Pengasinan sudah dapat dilihat pemandangan Sunrise yang lumayan jelas dan cukup membuat kami terkagum-kagum akan kuasa Allah SWT. Walaupun kami gagal untuk bisa melihat Sunrise di puncak tapi kami tetap semangat untuk meneruskan perjalanan menuju puncak.  perjalanan menuju Pos pengasinan di dominasi oleh track batu-batuan yang sangat berat untuk didaki. Kamipun kembali harus terhenti beberapa kali di perjalanan disebabkan track yang cukup sulit dan melelahkan. Buah dari semangat kami yang pantang menyerah, akhirnya kami tiba di pos Pengasinan pada pukul 06:00 Wib. Sejenak melepas lelah dan lagi-lagi Bang Oim membuat racikan lagi untuk penambah stamina, disini juga kami mengeluarkan logistik berupa roti potong yang di tambah dengan susu dan madu. 

Akhirnya pada pukul 06:30 Wib kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Ciremai, track menuju Puncak ini di dominasi oleh batu-batuan dan tanah berpasir dengan ketinggian yang cukup terjal. Di pos ini sudah banyak terdapat tanaman Bunga Edelweis (bunga abadi) yang hanya bisa tumbuh di dataran tinggi. Kami disuguhi dengan pemandangan yang sangat indah dan jika menoleh kebelakang pemandangan kota Cirebon dan Kuningan sangat jelas terlihat. Itu membuat kami terus semangat untuk mendaki sampai puncak walaupun tenaga sudah mulai habis akibat perjalanan pada saat dini hari. 

Lalu sekitar pukul 70:30 Wib kami akhirnya sampai di puncak kawah yang bernama Panglongokan 3.005 mdpl, Penulis kira ini sudah puncak dari Gunung Ciremai, tetapi kata Bang Jac dan Oim, ini belum puncak pas, kami harus memutari setengah dari kawah sampai ketemu dengan bendera merah putih dan terdapat papan kayu bertuliskan Puncak Ciremai 3.078 mdpl berwarna kuning. Akhirnya kamipun berhasil memutari setengah dari kawah dan sukses melangkahkan kaki sampai puncak Gunung Ciremai dengan ketinggian 3.078 mdpl “Atap Bumi Priangan” tepat pada pukul 08:00 Wib pada hari Sabtu, 1 November 2014. 

Penulis sejenak terdiam, terkesima dan tak lupa mengucap syukur dengan memandangi keindahan alam dari atas gunung, kami merasa seperti berdiri di atas awan. Banyak pelajaran yang dapat di ambil dari pengalaman penulis setelah mendaki ke puncak Ciremai, salah satunya adalah kita (manusia) tidak ada gunanya untuk bersifat sombong, karna manusia hanyalah sebagian kecil dari ciptaan allah SWT yang ada di bumi. 

Kami semua tak lupa untuk mengambil moment terbaik di atas puncak hanya sekedar untuk kenangan bahwa kami pernah melangkahkan kaki ke Puncak Ciremai. Setelah itu pada pukul 10:30 Wib kami bergegas untuk turun kembali ke tenda agar tidak terlalu malam sampai di bawah. Di pertengahan jalan kami menghabiskan sisa roti potong dan susu yang masih ada untuk tambahan tenaga.
Akhirnya setelah kami turun dan sampai ke tenda yang kami tinggalkan di Pos Tanjakan Sareuni pada pukul 14:00 Wib. Sasampainya ditenda perut kami tersasa sangat lapar dan sudah tidak sabar untuk memasak semua logistik yang tersisa sebelum turun ke Pos Cibunar. Seperti biasanya kami membagi tugas agar semuanya dapat tersaji dengan cepat. Penulis dan Bang Daeng mengurus tenda dan peralatan lainya serta Bang Jac dan Oim membuat masakan untuk santap sore. Sore ini kami makan dengan menu Nasi+Sarden+Otak-Otak+orek tempe udang. Sangat cocok untuk perut yang sangat lapar, akhirnya kami dengan cepat menyantap makan sore kami dengan lahap dan setelah itu siap-siap packing untuk kembali ke basecamp Linggarjati dan melanjutkan perjalanan kembali ke jakarta.

Kami turun dari Pos Tanjakan Sareuni pada pukul 16:00 Wib, dan sampai di Pos Kondangamis pada pukul 17:30, senja sore mulai turun dan membuat kami harus mengeluarkan headlamp untuk penerangan, akhirnya kami sampai di Pos Cibunar tepat pada pukul 18:30 Wib, sejenak melepas lelah dengan makan gorengan tape di warung dekat Pos Cibunar. Lalu melanjutkan perjalanan sampai dengan warung Mang Maman yang berada tidak jauh dari basecamp Linggarjati. Kami disini makan nasi campur dengan harga Rp.8,000 saja sambil istirahat sampai pukul 10:30 Wib, Disini juga menyediakan tempat tidur,mushola,charger,kamar mandi dan menjual assesoris bagi para pendaki.  Lalu melanjutkan perjalanan ke pertigaan Linggarjati dengan berjalan kaki karena angkot maksimal sampai jam 18:00 Wib, untuk menunggu bis yang dapat membawa kami kembali ke jakarta.

Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan kurang lebih sekitar 4 Km dari basecamp ke pertigaan. Sampailah kami di pertigaan Linggarjati pada pukul 12:00 Wib. Dan menunggu bis tak kunjung datang sampai pukul 01:30 Wib, 2 November 2014. Baru bis lewat dengan kesepakatan harga sebesar Rp. 50,000/ orang.  Kami langsung tertidur lelap sesaat setelah naik keatas bis. Kami tiba di jakarta pukul 07:30 Wib dan kembali sampai di kosan pada pukul 10:00 Wib. Untuk budget perjalanan Penulis menghabiskan dana sekitar Rp.350,000/org PP(pulang-pergi) Alhamdulilah kami kembali dengan selamat sampai di kosan.

Sekian Laporan Perjalanan Pendakian Gunung Ciremai Via Linggarjati,Kuningan, Jawa Barat. Kurang lebihnya dalam penulisan kata-kata, penulis minta maaf yang sebesar besarnya, semoga tulisan ini dapat berguna bagi pembaca.
 

Berikut adalah hasil foto kami pada saat perjalanan pendakian


IMG_20141031_044149240.jpgSetibanya di basecamp Linggarjati Bang Daeng & Bang Jac                                

  IMG_20141031_045023489.jpg Peta Pendakian

IMG_20141031_051935989.jpgTrack aspal backview’a Gunung Ciremai Penulis & Bang Jac
 IMG_20141031_052811805.jpg
                                                                           Jalur aspal kiri Penulis, Bang Oim, bang Jac

IMG_20141031_065446297.jpg     Jalur track Pos Cibunar menuju Pos Kondangamis                                                   

IMG_20141031_071227528_HDR.jpg
Pemandangan kota Kuningan

IMG_20141031_091112776.jpg    IMG_20141031_100537141.jpg                        Istirahat di pos Kedua Kondangamis                      Menu sarapan di Pos Kondangamis






View sunrise di perjalanan menuju Pos Pengasinan
IMG_20141101_051711497_HDR.jpg   View Kota Cirebon dari Pos Pengasinan
IMG_20141101_055803893.jpgIMG_20141101_080720506.jpg                 IMG_20141101_053225616_HDR.jpg
     View di atas kawan Gunung Ciremai                                 Melihat terbitnya sunrise


IMG_20141101_083217760.jpg
          IMG_20141101_082218794.jpg
                      Puncak Ciremai                                              Puncak Ciremai 3078 mdpl

IMG_20141101_090334127_HDR.jpg

1 comment:

  1. The sands casino | Play Online Casino Games
    The sands casino offers a wide selection of slots 샌즈카지노 and video poker machines, 제왕카지노 and they're also among the most well-known casino and sportsbooks in 바카라 Nevada.

    ReplyDelete